Satu Langkah Lebih Maju

Hi semua. Sepertinya sudah lama sekali semenjak postingan terakhir saya. Terakhir adalah tahun 2013. Tujuh tahun berlalu sudah, semuanya berubah, begitu juga saya. Iseng-iseng mencari nama saya di mesin pencarian Google dan blog ini yang nongkrong dihalaman awal mesin pencarian. 

Saya buka dan baca satu persatu, sungguh menggelikan. Baik itu dari segi bahasa, gaya menulis dan isi dari postingan tersebut. Saya sungguh kaget betapa alaynya saya kala itu, dan mungkin sekarang masih sedikit alay, haha. Oleh karena itu saya menghapus sebagian besar informasi pada blog tersebut sebelum saya menjadi orang terkenal, hehe. -kaya bakal jadi orang terkenal aja, but who know?-

Everyone made mistakes and regrets. Begitu juga saya.

Seringkali saya menyesali hal yang sudah saya perbuat, tentunya sesuatu yang saya pikir itu adalah hal yang memalukan. Padahal orang lain belum tentu berpikir seperti itu. Bahkan mungkin seseorang melihat saya sebagai sosok yang bebas dan pemberani. Padahal tidak juga pada dasarnya. Tetapi meskipun demikian saya adalah pribadi pembelajar. Saya pikir begitu.

Saya berusaha bangkit dari berbagai kesalahan yang sudah saya perbuat. Mungkin terlambat, tetapi sekarang saya mulai berpikir dan memahami tujuan hidup yang ingin dicapai. Meskipun demikian jalan yang akan dicapai masih abu-abu. Bagiku tidak mengapa, meskipun terlambat, sulit dan abu-abu, memiliki tujuan hidup adalah hal yang baik. 

Saya tersesat, ya, sungguh tersesat. Entah dimana dan ingin kemana. Selama ini saya terus berlari dan sekarang saya lelah. Sungguh lelah dan ingin menyerah. Tetapi saya tidak pernah berpikir bahwa zona nyaman ini adalah akhir dari seluruh kisah hidupku. 

Aku harus beranjak. Zona nyaman ini adalah jebakan. Tapi dayaku apa, zona nyaman ini bagai buaian. Sisi lain hidupku menyerukan bahwa kamu adalah pejuang, kamu adalah pengubah dunia dan kamu akan menaklukan berbagai peperangan. Tetapi di satu sisi menyerukan bahwa hidup ini hanya sementara. Tidak harus luar biasa, kamu sudah lelah. Hiduplah dengan sederhana, siapa pun akan mati dengan sederhana. Akhirnya aku membenci keduanya dan sekarang aku tidak dimana-mana, aku berdiri pada keduanya, aku tersesat dalam diam.

Semuanya berbeda sekarang, aku sudah menetapkan akan berdiri dimana. Aku pejuang. Aku akan bangkit. Oleh karena itu aku menulis kembali.


Comments

Post a Comment